Masa kanak-kanak adalah merupakan masa penuh dengan suka cita, masa ini lah yang ingin selalu terus dialami. Tidak ada beban yang merasuki pikiran, semua berjalan seperti air mengalir dari hulu ke hilir. Saat mengingat masa kanak-kanak, kita tentu ingat begitu banyak jenis-jenis permainan. Permainan disini adalah jenis permainan Tradisional, yang merupakan permainan turun-temurun dari para oranga tua.
Namun seiring perkembangan zaman, permainan tradisional kini seakan hilang ditelan bumi. Anak-anak zaman sekarang lebih suka bermain dengan alat-alat permainan yang siap pakai. Mukin salah satu penyebabnya adalah kurangnya pelajaran dari orang tua dan guru yang tidak mengajarkan permainan tradisional tersebut atau cenderung males. Padahal begitu banyak permainan tradisional yang diwariskan para orang tua kepada kita, tidak terkecuali di Cikakak.
Di Cikakak sendiri ada begitu banyak jenis-jenis permainan tradisional, yang kini sudah jarang ditemui dan dimainkan oleh anak-anak. Jenis-jenis permainan tersebut adalah:
1. Benteng
Di Cikakak permainan lebih dikenal dengan "Bebentengan" (Bhs. Sunda). Permainan ini dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah gawang sebagai benteng. Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang 'benteng' lawan dengan masuk atau melewati gawang lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan 'menawan' seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka.
2. Gobak Sodor
Adalah sejenis permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3-5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
3. Gasing ("Gacon")
Adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan keseimbangan pada suatu titik. Gasing atau Gacon (Bhs. Sunda Di Cikakak) merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali.
Sebagian besar gasing dibuat dari kayu yang diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon tali rapia dan bisa juga dibuat dari kulit pohon, seperti kulit pohon pisang. Panjang tali gasing , beda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.
4. Kasti
Merupakan sejenis permainan olahraga bola. Permainan ini dilakukan oleh 2 kelompok menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga softball atau baseball.
5. Layang-Layang
Permainan layang-layang, merupakan satu aktivititas menerbangkan layang-layang di udara. Pada musim kemarau di Cikakak anak-anak selalu bermain layang-layang karena anginnya besar. Umumnya anak-anak memainkan layang di lapangan sepak bola maupun di sawah, ada juga di halaman rumah.
6. Petak Umpet
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 25, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apa saja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah hitungan sepuluh, mulailah ia beraksi mencari teman-temannya tersebut.
Jika ia menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya yang dia temukan tersebut. Yang seru adalah, ketika ia mencari ia biasanya harus meninggalkan tempatnya. Tempat tersebut jika disentuh oleh teman lainnya yang bersembunyi maka batallah semua teman-teman yang ditemukan, artinya ia harus mengulang lagi, dimana teman-teman yang sudah ketemu dibebaskan dan akan bersembunyi lagi. Lalu si kucing akan menghitung dan mencari lagi.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu 'kebakaran' yang dimaksud di sini adalah bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh si kucing disebabkan diberitahu oleh teman kucing yang telah ditemukan lebih dulu dari persembunyiannya.
7. "Peupeuleuwuhan (Bhs. Sunda Cikakak)"
Merupakan permainan sejenis dengan petak-umpet, yang membedakannya adalah permainan ini biasanya dilakukan pada waktu malam hari. Permainan ini dilakukan oleh 2 group, yang terdiri dari beberapa orang. Permainan ini dimulai dengan suit. Group yang menang suit harus sembunyi dan yang kalah harus mencari group yang menang tadi. Setelah bersembunyi group yang menang suit harus berteriak "Peuleuwuh" sebagai tanda keberadaan mereka. Group yang menang adalah gruop yang anggotanya tidak ditemukan semua dan group yang mencarinya menyerah.
8. Balap karung
Adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir.
Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap karung tetap banyak ditemui, seperti juga lomba panjat pinang, sandal bakiak, dan makan kerupuk.
9. Congklak
Adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Di Cikakak congklak lebih dikenal dengan sebutan "Sasawahan" (Bhs. Sunda Cikakak). Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan atau bisa dengan batu-batu yang kecil.
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kanannya dianggap sebagai milik sang pemain. Di Cikakak permainan ini bisa dimainkan dengan membuat kubangan kecil di tanah.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
10. Egrang (Regang)
Adalah salah satu permainan tradisional yang terbuat dari batang bambu dengan panjang kurang lebih 2,5 meter. Sekitar 50cm dari bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata dengan lebar kurang lebih 20cm. Egrang kadang dibuat sesuai dengan keinginan yang diinginkan oleh sipemakainya (pengguna).
Cara memainkan egrang adalah dengan berlomba berjalan menggunakan egrang tersebut dari satu sisi lapangan ke sisi lainnya. Orang yang paling cepat dan tidak terjatuh dialah pemenangnya.
11. Pistol-pistolan
Adalah permainan yang terbuat dari sebatang bambu kecil yang dibuat dengan panjang kira-kira 30 cm. Di Cikaka permainan ini lebih dikenal dengan "Beubeudilan". Biasanya peluru yang digunakan adalah dengan menggunakan buah pohon salam yang masih muda atau juga bisa dengan menggunakan kertas bekas. Permainan ini biasa dimainkan anak-anak dalam perang-perangan.
Permainan-permainan diatas merupakan salah satu dari sekian banyak jenis-jenis permainan tradisional yang ada di Cikakak. Mungkin masih ada lagi jenis-jenis permainan lain yang belum bisa disebutkan. Bagi para pembaca yang mengetahui jenis permainan lain, silahkan kirim ke email admin Cikakak Blog's (cikakakcity@yahoo.com).
by: Cah Kangkung
Namun seiring perkembangan zaman, permainan tradisional kini seakan hilang ditelan bumi. Anak-anak zaman sekarang lebih suka bermain dengan alat-alat permainan yang siap pakai. Mukin salah satu penyebabnya adalah kurangnya pelajaran dari orang tua dan guru yang tidak mengajarkan permainan tradisional tersebut atau cenderung males. Padahal begitu banyak permainan tradisional yang diwariskan para orang tua kepada kita, tidak terkecuali di Cikakak.
Di Cikakak sendiri ada begitu banyak jenis-jenis permainan tradisional, yang kini sudah jarang ditemui dan dimainkan oleh anak-anak. Jenis-jenis permainan tersebut adalah:
1. Benteng
Di Cikakak permainan lebih dikenal dengan "Bebentengan" (Bhs. Sunda). Permainan ini dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah gawang sebagai benteng. Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang 'benteng' lawan dengan masuk atau melewati gawang lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan 'menawan' seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka.
2. Gobak Sodor
Adalah sejenis permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3-5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
3. Gasing ("Gacon")
Adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan keseimbangan pada suatu titik. Gasing atau Gacon (Bhs. Sunda Di Cikakak) merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali.
Sebagian besar gasing dibuat dari kayu yang diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon tali rapia dan bisa juga dibuat dari kulit pohon, seperti kulit pohon pisang. Panjang tali gasing , beda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.
4. Kasti
Merupakan sejenis permainan olahraga bola. Permainan ini dilakukan oleh 2 kelompok menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga softball atau baseball.
5. Layang-Layang
Permainan layang-layang, merupakan satu aktivititas menerbangkan layang-layang di udara. Pada musim kemarau di Cikakak anak-anak selalu bermain layang-layang karena anginnya besar. Umumnya anak-anak memainkan layang di lapangan sepak bola maupun di sawah, ada juga di halaman rumah.
6. Petak Umpet
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 25, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apa saja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah hitungan sepuluh, mulailah ia beraksi mencari teman-temannya tersebut.
Jika ia menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya yang dia temukan tersebut. Yang seru adalah, ketika ia mencari ia biasanya harus meninggalkan tempatnya. Tempat tersebut jika disentuh oleh teman lainnya yang bersembunyi maka batallah semua teman-teman yang ditemukan, artinya ia harus mengulang lagi, dimana teman-teman yang sudah ketemu dibebaskan dan akan bersembunyi lagi. Lalu si kucing akan menghitung dan mencari lagi.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu 'kebakaran' yang dimaksud di sini adalah bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh si kucing disebabkan diberitahu oleh teman kucing yang telah ditemukan lebih dulu dari persembunyiannya.
7. "Peupeuleuwuhan (Bhs. Sunda Cikakak)"
Merupakan permainan sejenis dengan petak-umpet, yang membedakannya adalah permainan ini biasanya dilakukan pada waktu malam hari. Permainan ini dilakukan oleh 2 group, yang terdiri dari beberapa orang. Permainan ini dimulai dengan suit. Group yang menang suit harus sembunyi dan yang kalah harus mencari group yang menang tadi. Setelah bersembunyi group yang menang suit harus berteriak "Peuleuwuh" sebagai tanda keberadaan mereka. Group yang menang adalah gruop yang anggotanya tidak ditemukan semua dan group yang mencarinya menyerah.
8. Balap karung
Adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir.
Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap karung tetap banyak ditemui, seperti juga lomba panjat pinang, sandal bakiak, dan makan kerupuk.
9. Congklak
Adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Di Cikakak congklak lebih dikenal dengan sebutan "Sasawahan" (Bhs. Sunda Cikakak). Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan atau bisa dengan batu-batu yang kecil.
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kanannya dianggap sebagai milik sang pemain. Di Cikakak permainan ini bisa dimainkan dengan membuat kubangan kecil di tanah.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
10. Egrang (Regang)
Adalah salah satu permainan tradisional yang terbuat dari batang bambu dengan panjang kurang lebih 2,5 meter. Sekitar 50cm dari bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata dengan lebar kurang lebih 20cm. Egrang kadang dibuat sesuai dengan keinginan yang diinginkan oleh sipemakainya (pengguna).
Cara memainkan egrang adalah dengan berlomba berjalan menggunakan egrang tersebut dari satu sisi lapangan ke sisi lainnya. Orang yang paling cepat dan tidak terjatuh dialah pemenangnya.
11. Pistol-pistolan
Adalah permainan yang terbuat dari sebatang bambu kecil yang dibuat dengan panjang kira-kira 30 cm. Di Cikaka permainan ini lebih dikenal dengan "Beubeudilan". Biasanya peluru yang digunakan adalah dengan menggunakan buah pohon salam yang masih muda atau juga bisa dengan menggunakan kertas bekas. Permainan ini biasa dimainkan anak-anak dalam perang-perangan.
Permainan-permainan diatas merupakan salah satu dari sekian banyak jenis-jenis permainan tradisional yang ada di Cikakak. Mungkin masih ada lagi jenis-jenis permainan lain yang belum bisa disebutkan. Bagi para pembaca yang mengetahui jenis permainan lain, silahkan kirim ke email admin Cikakak Blog's (cikakakcity@yahoo.com).
by: Cah Kangkung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar