1. Ani-ani
Ani-ani adalah sebuah pisau kecil yang dipakai untuk memanen padi. Ani-ani biasanya digunakan untuk memotong tangkai bulir padi satu-satu, sehingga proses ini memakan banyak pekerjaan dan waktu, namun keuntungannya ialah, berbeda dengan penggunaan sebuah arit, tidak semua batang ikut terpotong. Dengan demikian, bulir yang belum masak tidak ikut terpotong. Sekarang di Cikakak Ani-ani jarang digunakan, kadang hanya digunakan dalam proses ritual sebelum padi dipanen, orang Cikakak menyebutnya “Mura”
2. Arit (Clurit)
Arit merupakan alat yang bentuknya menyerupai bulan sabit dengan kayu sebagai gagangnya, dan biasanya digunakan untuk memotong padi saaat panen. Ada dua jenis arit yang dapat digunakan untuk memanen yaitu arit biasa dan arit yang bergerigi. Arit yang sering digunakan di Cikakak adalah arit yang bergerigi, karena lebih cepat dalam memotong tidak seperti arit biasa yang lebih licin.
Arit Biasa
Arit Bergerigi
3. Gebotan (“Geprakan”)
Masyarakat Cikakak lebih mengenalnya dengan sebutan “Geprakan”. Geprakan merupakan alat yang bahannya terbuat dari kayu, namun kadang juga dibeberapa bagian bisa menggunakan bambu. “Geprakan” digunakan untuk memisahkan padi atau gabah dari tangkainya yang sudah diarit. Pemisahan tersebut yaitu dengan cara padi dipukul-pukul ke “Geprakan” tadi. “Geprakan” umumnya dibuat sendiri oleh para petani. Selain bahannya yang mudah didapat, bentuk dari “Geprakan” itu sendiri tentu disesuaikan dengan si penggunanya, sehingga antara petani yang satu dengan yang lain bentuk Geparakannya berbeda-beda.
Gebotan ("Geprakan")
4. Wakul atau Dingkul
Merupakan alat yang berbentuk anyaman dan lazimnya terbuat dari bambu atau rotan. Wakul atau dingkul bentuknya seperti boboko, namun ukurannya lebih besar. Biasanya digunakan sebagai tempat penampungan sementara sebelum padi dimasukan ke kantong atau waring. Bisa juga digunakan sebagai alat untuk mengangkut padi yang dijemur untuk dimasukan kedalam rumah setelah matahari tidak lagi terang (panas).
Wakul
5. Kipas Padi dan Nyiru
Adalah alat yang digunakan untuk membersihkan atau memisahkan padi atau gabah dari kotoran (gabah yang keropos), sehingga padi lebih bersih dan berisi. Proses ini dilakukan setelah proses penjemuran atau padi sudah kering. Kipas padi ini tidak semua petani memilikinya. Para petani bisa meminjam atau menyewa kipas tersebut dengan biaya sewa perjam. Namun sebelum adanya kipas, untuk membersihkan padi para petani biasanya menggunakan nyiru. Nyiru terbuat dari anyaman bambu yang bentuknya bulat pipih. Pembersihan dengan nyiru ini dilakukan oleh para ibu-ibu petani, dengan cara mengoyangkan nyiru ke atas-bawah, atau ke samping kiri-kanan secara terus menerus. Di masyarakat Cikakak istilah tersebut lebih dikenal dengan sebutan "Napian"
Kipas Padi
Nyiru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar