Kamis, 07 April 2011
Cikakak adalah nama desa yang cukup kesohor, yang terletak di bagian barat kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Terletak sekitar 50 km dari Cirebon ke arah timur dan sekitar 40 km dari Brebes ke arah barat. atau sekitar 25 km dari Tanjung (pertengahan antara Cirebon - Brebes) ke arah selatan memutar ke barat. Sebagai desa yang terletak di wilayah transisi atau perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, masyarakat desa Cikakak hidup dalam dua budaya yang berbeda, yaitu Sunda dan Jawa. Sebagian besar komunitas masyarakatnya merupakan Suku Sunda, dengan budaya sunda yang kental dan bahasa sunda sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, meskipun dialeknya berbeda dengan bahasa sunda pituin (Parahyangan). Mata pencaharian pokok penduduknya adalah bertani, berdagang dan sebagian pekerja rantau musiman. Pekerja rantau ini lah yang sering merasakan suka-dukanya mudik lebaran.
Seteleh musim lebaran habis para pekerja rantau ini lah mulai sibuk mempersiapkan diri untuk kembali ke Ibu Kota untuk mengadu nasib, tidak terkecuali penulis sendiri. Biasanya sehari sebelum balik ke Ibu Kota mereka sibuk mempersiapkan segala sesuatunya dan tidak lupa juga mempersiapkan oleh2. Mirong dipilih menjadi salah satu oleh2 mudik. Selain murah Mirong juga dipercaya mengandung banyak protein karena terbuat dari ikan asin yang dilapisi oleh tepung terigu. Bagi para pemudik yg menggunakan kendaraan umum seperti Bus, kadang berat juga untuk membawa Mirong sampai ke Ibu Kota dengan selamat. Banyak kendala yang tentu menghadangnya seperti keinjek2 orang, jalan yang rusak membuat mobil enjot2 sehingga membuat mirong dalam kardus ikut remuk, maklum namanya juga bus umum. Mungkin ada satu Tips yang sedikit membantu agar Mirong tidak remuk pada saat sampe tempat tujuan yaitu sebaiknya Mirong ditempatkan dalam kaleng/toples.
Dari hasil survey (komentar2) yang ada di page "FB Mirong", telah membuktikan bahwa Mirong masih sangat digemari oleh banyak kalangan, dan juga merupakan Oleh-Oleh makanan khas Mudik. Bagi anda yang bingung memilih makanan pada saat mudik, sekarang ga perlu bingung2 lagi karena Mirong bisa dijadikan sebagai Oleh2 Mudik dan sudah terbukti oleh penulis sendiri warga kota banyak yang suka dengan Mirong.
(Admin)
Read More........
Kamis, 31 Maret 2011
Sugito (46), petani bawang asal Desa Wangandalem, Kabupaten Brebes menuturkan, turunnya harga jual bawang lokal sudah terjadi sejak sekitar dua minggu lalu. Itu terjadi menyusul banyaknya bawang impor yang masuk Brebes. Sementara, petani kini mulai banyak yang panen, sehingga stok melimpah. “Sebulan lalu, harga bawang lokal tembus Rp 18.000/ kg, tapi saat ini saya panen harganya merosot hingga Rp 7.000/ kg,” keluhnya, Rabu 30 Maret 2011.
Menurutnya, kondisi tersebut membuat petani merugi. Sebab, modal untuk tanam tinggi. Bahkan, saat ini harga bibit masih tinggi menembus Rp 20.000/ kg. Apalagi, bawang yang panen kali ini merupakan hasil musim lerengan, sehingga hasilnya kurang maksimal.
“Kalau musim normal, lahan seperdelapan bau bisa hasil 12 kuintal, tapi sekarang hanya 8 kuintal. Sementara, saat musim normal modalnya hanya Rp 4,7 juta, sekarang mencapai Rp 7 juta. Bila harga jatuh, kami jelas rugi besar,” ungkapnya.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Brebes, Ir Masrukhi Bachro mengatakan, anjloknya harga bawang merupakan dampak masuknya bawang impor ke pasar Brebes secara jor-joran. Dari pantauan HKTI, saat ini jumlah bawang impor yang masuk rata-rata 5 kontainer atau sekitar 140 ton/ hari. Keadaan itu jelas mempengaruhi psikologi pasar bawang lokal. Apalagi, harga bawang impor cenderung lebih murah.
“Bawang impor ini dibongkar di sejumlah gudang di Desa Klampok, Kecamatan Wanasari. Bawang impor itu berasal dari Thailand, Vietnam dan India,” terangnya.
Ditegaskan, pemerintah diperbolehkan impor bawang, tetapi jangan masuk ke Brebes sebagai daerah sentra penghasil bawang. Sebab, hal itu akan mempengaruhi harga bawang lokal. Karena itu, pihaknya meminta impor bawang distop. Bila tidak bisa, paling tidak diatur dan dibatasi. Artinya, jangan masuk ke daerah sentra penghasil bawang.
“Kami dari HKTI lebih ingin impor bawang ini dihentikan. Kalau terus-terusan impor, kapan petani lokal bisa menikmati untung,” tandasnya.
sumber: http://www.panturanews.com/
Read More........
Warga menutup jalan dengan cara berdiri membuat pagar betis, sambil membentangkan spanduk di tengah jalan tol Kanci-Pejagan, di Desa Kramat Sampang. Akibat aksi warga tersebut, arus lalu lintas yang menuju keluar maupun yang telah masuk dari arah timur tol menjadi terhambat.
Warga yang berasal dari Desa Kramat Sampang dan Desa Limbangan, Kecamatan Kersana, serta Desa Sengon dan Desa Kemukten, Kecamatan Tanjung, mengaku kesal dengan pihak pengembang yang tidak segera membangun akses jalan petani.
“Sudah dua tahun beroperasi tetapi jalan warga tidak segera dibangun, padahal jalan tersebut transportasi para petani untuk mengangkut hasil panen,” ujar Tamrih, warga Desa Kramat Sampang.
Menurut Tamrih, semula warga setempat mempunyai akses jalan sendiri, akan tetapi sejak ada proyek tol, akses jalan tersebut ditutup. Selain itu, warga juga menuntut jembatan yang rusak untuk segera diperbaiki. “Warga cuma ingin jalan yang semula ada segera dibangun kembali, karena menyangkut kebutuhan transportasi ekonomi warga,” ujar.
Assisten 1 Sekrtariat Daerah Kabupaten Brebes, Drs Supriono, menjelaskan bahwa jalann desa yang semula ada memang menjadi kebutuhan warga Desa Kramat Sampang dan sekitarnya. Apalagi warga sekitar rata-rata bermata pencaharian petani, sehingga jalan tersebut menjadi akses ekonomi warga.
“Pihak tol harus perhatikan keluhan warga karena itu sudah menjadi kebutuhan warga. Untuk itu jalan yang semula ada harus dibuatkan kembali,” tukasnya.
sumber: http://www.panturanews.com/
Read More........
Rabu, 30 Maret 2011
"Dari hasil rapat koordi-nasi, kami menargetkan di tahun 2011 ini melakukan efisiensi anggaran sekitar Rp 7 miliar - Rp 10 miliar. Ini dilakukan untuk dialokasikan terhadap kebutuha anggaran bagi perbaikan jalan yang belum masuk dalam APBD tahun ini," ujar Wakil Bupati H Agung Widyantoro SH MSi, Selasa(29/3).
Menurut dia, perbaikan jalan menjadi prioritas karena sudah sangat dikeluhkan masyarakat. Pihaknya telah memerintahkan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk melakukan efisiensi agar target kebutuhan anggaran tersebut tercukupi. Efisiensi di titikberatkan kepada kegiatan yang dinilai tidak mendesak, seperti belaja pakaian untuk hari-hari tertentu.
"Kami yakin upaya ini bisa tercapai, sehingga perbaikan jalan rusak yang belum masuk di APBD tetap bisa tertangani," tandasnya.
Dia mengungkapkan, dalam program penanganan kerusakan jalan tersebut ada dua upaya yang dilakukan. Yakni melalui pemeliharaan dan peningkatkan jalan.
Khusus proyek pemeliharaan dialokasi anggarannya mencapai Rp 3 miliar. Proyek itu kini sudah mulai dilaksanakan. Sementara, untuk proyek peningkatan jalan prosesnya masih dalam tahap pelelangan. Tekan KKN Seluruh lelang proyek tersebut dilaksanakan melalui LPSE. Hal itu dilakukan guna menekan adanya terjadinya tindak kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).
'Terkait efisensi anggaran ini, kami sudah berkonsultasi dengan DPRD dan BPK. Kedua lembaga itu menyatakan tidak masalah. Sedangkan untuk penanganan jalan provinsi, kami juga sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jateng."
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Brebes Heri Fitriansyah ST mengatakan, dari ratusan ruas jalan kabupaten yang ada, saat ini yang kondisi kini rusak mencapai 70 persen. Namun, dari alokasi anggaran yang ada hanya bisa untuk memperbaiki sekitar 40 persennya.
Karena itu, pihaknya bersama eksekutif telah berkomitmen untuk melakukan upaya efisiensi anggaran.
"Bagi yang belum bisa diperbaiki, kami upayakan juga dalam anggaran perubahan," ujarnya.
sumber: http://www.brebeskab.go.id/
Senin, 28 Maret 2011
1. Ani-ani
Ani-ani adalah sebuah pisau kecil yang dipakai untuk memanen padi. Ani-ani biasanya digunakan untuk memotong tangkai bulir padi satu-satu, sehingga proses ini memakan banyak pekerjaan dan waktu, namun keuntungannya ialah, berbeda dengan penggunaan sebuah arit, tidak semua batang ikut terpotong. Dengan demikian, bulir yang belum masak tidak ikut terpotong. Sekarang di Cikakak Ani-ani jarang digunakan, kadang hanya digunakan dalam proses ritual sebelum padi dipanen, orang Cikakak menyebutnya “Mura”
2. Arit (Clurit)
Arit merupakan alat yang bentuknya menyerupai bulan sabit dengan kayu sebagai gagangnya, dan biasanya digunakan untuk memotong padi saaat panen. Ada dua jenis arit yang dapat digunakan untuk memanen yaitu arit biasa dan arit yang bergerigi. Arit yang sering digunakan di Cikakak adalah arit yang bergerigi, karena lebih cepat dalam memotong tidak seperti arit biasa yang lebih licin.
Arit Biasa
Arit Bergerigi
3. Gebotan (“Geprakan”)
Masyarakat Cikakak lebih mengenalnya dengan sebutan “Geprakan”. Geprakan merupakan alat yang bahannya terbuat dari kayu, namun kadang juga dibeberapa bagian bisa menggunakan bambu. “Geprakan” digunakan untuk memisahkan padi atau gabah dari tangkainya yang sudah diarit. Pemisahan tersebut yaitu dengan cara padi dipukul-pukul ke “Geprakan” tadi. “Geprakan” umumnya dibuat sendiri oleh para petani. Selain bahannya yang mudah didapat, bentuk dari “Geprakan” itu sendiri tentu disesuaikan dengan si penggunanya, sehingga antara petani yang satu dengan yang lain bentuk Geparakannya berbeda-beda.
Gebotan ("Geprakan")
4. Wakul atau Dingkul
Merupakan alat yang berbentuk anyaman dan lazimnya terbuat dari bambu atau rotan. Wakul atau dingkul bentuknya seperti boboko, namun ukurannya lebih besar. Biasanya digunakan sebagai tempat penampungan sementara sebelum padi dimasukan ke kantong atau waring. Bisa juga digunakan sebagai alat untuk mengangkut padi yang dijemur untuk dimasukan kedalam rumah setelah matahari tidak lagi terang (panas).
Wakul
5. Kipas Padi dan Nyiru
Adalah alat yang digunakan untuk membersihkan atau memisahkan padi atau gabah dari kotoran (gabah yang keropos), sehingga padi lebih bersih dan berisi. Proses ini dilakukan setelah proses penjemuran atau padi sudah kering. Kipas padi ini tidak semua petani memilikinya. Para petani bisa meminjam atau menyewa kipas tersebut dengan biaya sewa perjam. Namun sebelum adanya kipas, untuk membersihkan padi para petani biasanya menggunakan nyiru. Nyiru terbuat dari anyaman bambu yang bentuknya bulat pipih. Pembersihan dengan nyiru ini dilakukan oleh para ibu-ibu petani, dengan cara mengoyangkan nyiru ke atas-bawah, atau ke samping kiri-kanan secara terus menerus. Di masyarakat Cikakak istilah tersebut lebih dikenal dengan sebutan "Napian"
Kipas Padi
Nyiru
Read More........
Jumat, 25 Maret 2011
Acara Adu Kendi biasanya dilakukan apabila pengantin, baik laki-laki maupun perempuan merupakan anak sulung atau keduanya anak bungsu, bisa juga laki-laki (sulung) dan perempuan (bungsu) atau sebaliknya. Pada proses Adu Kendi inilah banyak mengundang orang atau tetangga-tetangga berdatangan, karena disini ada proses "Saweran" dari pihak kedua mempelai yang ditunggu-tunggu banyak orang yang berdatangan.
Sebelum kendi di adu biasanya ada perwakilan (saudara) dari pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan untuk memutar mengelilingi kedua pengantin sambil berjoged atau ngibing (Bhs. Sunda). Mereka biasanya memakai topi yang terbuat dari alat menanak nasi tradisonal atau dalam bahasa sunda disebut "Haseupan" yang pingir-pingirnya dikasih berbagai hiasan dan dipandu oleh soerang "Peraji Pengantin". Hiasan yang dipakai disini cukup unik karena biasanya merupakan makanan seperti rengginang, opak, wajik, pisang, dll.
Selain memakai topi yang unik, dua orang wakil (saudara) pengantin tadi masing-masing tangannya memegang "Centong" dan tangan yang satunya memegang kendi yang diatasnya sudah ditaro telur. Setelah prosesi ritual selasai tibalah saatnya kendi tersebut di adu dan pecahlah suasana menjadi riuh. Disinilah saat yang paling meriah dan ditunggu banyak orang, karena setelah kendi tersebut pecah, orang-orang dari keluarga kedua mempelai segera melemparkan uang recehan kearah pengantin sebagai ungkapan rasa syukur, istilahnya "Saweran". Tentu saja hal ini membuat orang-orang baik tua-muda, anak kecil-besar, laki2-perempuan tumpah ruah saling berebut duit receh yang disawerkan tadi.
Dalam Situs Data Pokok Pendidikan Wilayah Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kab. Brebes Periode 2010 / 2011 (http://brebes.dapodik.org/), SDN Cikakak IV masih terdaftar serta masih mempunyai NPSN (Nomor Pokok Sekolah Negeri) 20327425. Dalam situs tersebut tidak dijelaskan status SDN Cikakak IV masih aktif atau non aktif, padahal sudah lama gedung sekolah tersebut tidak digunakan dan tidak berpenghuni. Apakah sekolah ini masih mempunyai anggaran dari pemerintah???? Kalo masih, lantas kemana anggaran tersebut dialirkan????
Sungguh-sungguh fakta yang sangat ironis, ditengah-tengah kemajuan teknologi dan gencar-gencarnya pemerintah mensosialisasikan Wajib Belajar 9 Tahun, masih ada nasib sekolah yang kurang beruntung. Bagaikan pahlawan yang mati sebelum berperang, orang sunda bilang ”Mopo Memeh Nanggung”. Semoga ini menjadi suatu pelajaran dan tidak ada lagi sekolah yang bernasib sama seperti sekolah SDN Cikakak IV.
”OH SEKOLAHKU, MALANG BENAR NASIBMU....ILOVE YOU, MY SCHOOL....”
*Note : Dari berbagai sumber
Kamis, 24 Maret 2011
Selain dalam cerita rakyat, masyarakat Cirebon dikenalkan pula sosok Buroq ini dalam lukisan-lukisan kaca yang pada waktu itu cukup popular dan dimiliki oleh beberapa anggota masyarakat di Cirebon. Lukisan kaca tersebut berupa Kuda sembrani (bersayap) dengan wajah putri cantik berwajah putih bercahaya. Di dalam perkembangannya Genjring Buroq semakin digemari masyarakat, bahkan tersebar ke pelbagai daerah di luar Cirebon, seperti Losari, Brebes, Banjarharja, Karang Suwung, Ciledug, Kuningan, dan Indramayu.
Di Cikakak pertunjukan Burok biasanya dipakai dalam beberapa hajatan, seperti Sunatan, perkawinan, dll. Burok biasanya dilakukan mulai pagi hari atau siang hari tergantung pesanan dai yang punya hajat lalu berkeliling kampung di sekitar lokasi hajatan tersebut. Selain boneka Buroq, ada juga boneka pengiring lainnya seperti Gajah, Macan, Kuda, Kera, dll., bahkan sekarang ada juga boneka Barongsai yang biasa kita saksikan dalam acara imlek.
Pertunjukan Burok dimulai dengan "Tetalu" lalu bergerak perlahan dengan lantunan lagu. Setelah banyak masyarakat yang datang rombongan mulai bergerak dan semakin lama semakin meriah karena masyarakat boleh turut serta menari berbaur berjoged ria dengan para pelaku.
Dalam acara khitanan biasanya anak sunat dinaikan ke atas Burok dengan pakaian sunat lengkap dan nampak dimanjakan. Pada saat arak-arakan, lagu-lagu yang dinyanyikan adalah lagu-lagu dangdutan dan tarling yang merupakan lagu ciri khas masyarakat Cirebon dan sekitarnya.
Musik pengiring Burok biasanya terdiri dari 3 buah dogdog (besar, sedang, kecil), 4 genjring, 1 simbal, organ, gitar, gitar melodi, kromong, suling, kecrek. Namun seiring perkembangan zaman doddog dan genjring sekarang sudah tergantikan oleh alat musik yang sudah modern yaitu drum. Alat-alat tersebut berfungsi sebagai pengiring tarian juga pengiring nyanyian. Nyanyian biasanya dibawakan oleh penyanyi pria dan wanita, kadangkala bergiliran tergantung dari karakter lagu yang dibawakan. Biasanya disini banyak orang yang minta lagu yang mereka sukai dengan memberikan saweran.
Sumber: http://www.saranawebindo.com/brebes/index.php?modul=wisata&cat=WBudaya&catid=315431923216
Rabu, 23 Maret 2011
Namun seiring perkembangan zaman, permainan tradisional kini seakan hilang ditelan bumi. Anak-anak zaman sekarang lebih suka bermain dengan alat-alat permainan yang siap pakai. Mukin salah satu penyebabnya adalah kurangnya pelajaran dari orang tua dan guru yang tidak mengajarkan permainan tradisional tersebut atau cenderung males. Padahal begitu banyak permainan tradisional yang diwariskan para orang tua kepada kita, tidak terkecuali di Cikakak.
Di Cikakak sendiri ada begitu banyak jenis-jenis permainan tradisional, yang kini sudah jarang ditemui dan dimainkan oleh anak-anak. Jenis-jenis permainan tersebut adalah:
1. Benteng
Di Cikakak permainan lebih dikenal dengan "Bebentengan" (Bhs. Sunda). Permainan ini dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah gawang sebagai benteng. Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang 'benteng' lawan dengan masuk atau melewati gawang lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan 'menawan' seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka.
2. Gobak Sodor
Adalah sejenis permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3-5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
3. Gasing ("Gacon")
Adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan keseimbangan pada suatu titik. Gasing atau Gacon (Bhs. Sunda Di Cikakak) merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali.
Sebagian besar gasing dibuat dari kayu yang diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon tali rapia dan bisa juga dibuat dari kulit pohon, seperti kulit pohon pisang. Panjang tali gasing , beda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.
4. Kasti
Merupakan sejenis permainan olahraga bola. Permainan ini dilakukan oleh 2 kelompok menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga softball atau baseball.
5. Layang-Layang
Permainan layang-layang, merupakan satu aktivititas menerbangkan layang-layang di udara. Pada musim kemarau di Cikakak anak-anak selalu bermain layang-layang karena anginnya besar. Umumnya anak-anak memainkan layang di lapangan sepak bola maupun di sawah, ada juga di halaman rumah.
6. Petak Umpet
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 25, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apa saja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah hitungan sepuluh, mulailah ia beraksi mencari teman-temannya tersebut.
Jika ia menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya yang dia temukan tersebut. Yang seru adalah, ketika ia mencari ia biasanya harus meninggalkan tempatnya. Tempat tersebut jika disentuh oleh teman lainnya yang bersembunyi maka batallah semua teman-teman yang ditemukan, artinya ia harus mengulang lagi, dimana teman-teman yang sudah ketemu dibebaskan dan akan bersembunyi lagi. Lalu si kucing akan menghitung dan mencari lagi.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu 'kebakaran' yang dimaksud di sini adalah bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh si kucing disebabkan diberitahu oleh teman kucing yang telah ditemukan lebih dulu dari persembunyiannya.
7. "Peupeuleuwuhan (Bhs. Sunda Cikakak)"
Merupakan permainan sejenis dengan petak-umpet, yang membedakannya adalah permainan ini biasanya dilakukan pada waktu malam hari. Permainan ini dilakukan oleh 2 group, yang terdiri dari beberapa orang. Permainan ini dimulai dengan suit. Group yang menang suit harus sembunyi dan yang kalah harus mencari group yang menang tadi. Setelah bersembunyi group yang menang suit harus berteriak "Peuleuwuh" sebagai tanda keberadaan mereka. Group yang menang adalah gruop yang anggotanya tidak ditemukan semua dan group yang mencarinya menyerah.
8. Balap karung
Adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir.
Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap karung tetap banyak ditemui, seperti juga lomba panjat pinang, sandal bakiak, dan makan kerupuk.
9. Congklak
Adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Di Cikakak congklak lebih dikenal dengan sebutan "Sasawahan" (Bhs. Sunda Cikakak). Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan atau bisa dengan batu-batu yang kecil.
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kanannya dianggap sebagai milik sang pemain. Di Cikakak permainan ini bisa dimainkan dengan membuat kubangan kecil di tanah.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
10. Egrang (Regang)
Adalah salah satu permainan tradisional yang terbuat dari batang bambu dengan panjang kurang lebih 2,5 meter. Sekitar 50cm dari bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata dengan lebar kurang lebih 20cm. Egrang kadang dibuat sesuai dengan keinginan yang diinginkan oleh sipemakainya (pengguna).
Cara memainkan egrang adalah dengan berlomba berjalan menggunakan egrang tersebut dari satu sisi lapangan ke sisi lainnya. Orang yang paling cepat dan tidak terjatuh dialah pemenangnya.
11. Pistol-pistolan
Adalah permainan yang terbuat dari sebatang bambu kecil yang dibuat dengan panjang kira-kira 30 cm. Di Cikaka permainan ini lebih dikenal dengan "Beubeudilan". Biasanya peluru yang digunakan adalah dengan menggunakan buah pohon salam yang masih muda atau juga bisa dengan menggunakan kertas bekas. Permainan ini biasa dimainkan anak-anak dalam perang-perangan.
Permainan-permainan diatas merupakan salah satu dari sekian banyak jenis-jenis permainan tradisional yang ada di Cikakak. Mungkin masih ada lagi jenis-jenis permainan lain yang belum bisa disebutkan. Bagi para pembaca yang mengetahui jenis permainan lain, silahkan kirim ke email admin Cikakak Blog's (cikakakcity@yahoo.com).
by: Cah Kangkung
Jumat, 18 Maret 2011
Untuk anak dari orang tua WNA yang memiliki ITAP dan sudah berumur 17 tahun juga wajib memilki KTP. KTP bagi WNI berlaku selama lima tahun dan tanggal berakhirnya disesuaikan dengan tanggal dan bulan kelahiran yang bersangkutan. KTP bagi WNA berlaku sesuai dengan masa Izin Tinggal Tetap. Khusus warga yang telah berusia 60 tahun atau lebih, mendapat KTP seumur hidup yang tidak perlu diperpanjang setiap lima tahun sekali.
Kadangkala kita sebagai warga penduduk, sering mengabaikan bahkan tidak tahu sama sekali bagaimana prosedur pengurusan KTP. Berikut akan dijelaskan cara-cara/prosedur pengurusan KTP dari mulai awal sampai akhir.
1. Penduduk
- Datang ke kantor Desa/Lurah membawa surat pengantar /laporan , dari Kadus/RT dan persyaratan yang diperlukan.
- Petugas registrasi (Sekdes) menerima, meneliti berkas pelaporan dan persyaratan dengan melihat BIP, BMP, atau hasil print out DKCS.
- Jika biodata penduduk perkeluarga telah memiliki NIK dari DKCS, selanjutnya mengisi formulir F!-07 (permohonan KTP) ditanda tangani pemohon dan ditanda tangani & cap kades/lurah.
- Jika ada perubahan maka mengisi F1-05 (surat pernyataan perubahan data kependudukan) dan F1-03 formulir biodata untuk perubahan data.
- Jika tidak ada, maka mengisi F1-01 biodata penduduk perkeluarga
- Mencatat dalam BHPPK.
- Membawa persyaratan yang ditentukan , ditanda tangani pemohon dan ditanda tangani dan cap kades/lurah ke kecamatan.
- Petugas pada seksi pelayanan umum menerima, meneliti (verifikasi dan validasi) melalui BIP, BMP dan mencatat dalam BHPPK, selanjutnya diserahkan ke seksi pemerintahan.
- Petugas operator DafDuk pada seksi pemerin tahan melakukan pemotretan /foto sesuai tahu kelahiran, perekaman/entri data cetak KTP. Jika ada TPDK/SIAK Online (tersambung ke database kependudukan DKCS Kabupaten)
- Jika tidak ada TPDK/SIAK Online maka operator pendaftaran penduduk kecamatan membawa berkas persyaratan yang diperlukan ke TPDK DKCS kabupaten untuk melakukan pemotretan/foto sesuai tahun kelahiran.
- Petugas pada seksi pendaftaran Penduduk melakukan verifikasi, validasi dan mencatat dalam BHPPK.
- Petugas pada seksi pendaftaran Penduduk melakukan verifikasi, validasi dan mencatat dalam BHPPK.
- Menyiapkan blanko KTP/B1.02 sesuai dengan kebutuhan.
- Jika di kecamatan belum ada TPDK/SIAK Online (belum tersambung ke database kependudukan DKCS Kabupaten) maka proses pemotretan/photo, perekaman/entri data dan cetak KTP langsung dilakukan di TPDK DKCS Kabupaten.
- Hasil print out berupa KTP/B1.02 yang sudah di cap kepala DKCS bersama lampiran berkasnya dibawa kembali ke kecamatan sebagai arsip sedangkan KTP dikirim ke kantor desa/lurah untuk diserahkan kepada penduduk ybs.
Ada hal-hal penting mengenai ketentuan pas foto pada KTP. Dalam KTP dimuat pas foto berwarna penduduk yang bersangkutan dengan latar belakang sebagai berikut:
- Bagi penduduk yang lahir pada tahun ganjil latar belakang pas foto berwarna merah;
- Bagi penduduk yang lahir pada tahun genap latar belakang pas foto berwarna biru
- 70% tampak wajah
- Diperkenankan memakai jilbab namun tidak diperkenankan hanya terlihat bagian mata saja/ menggunakan cadar.
1. KTP Baru
- Surat pengantar dari RT/Desa
- Foto copy Kartu Keluarga
- Foto copy Akte Kelahiran
- Foto copy Ijasah bagi yang memiliki
- Permohonan pembuatan KTP (Berkas F1.07)
- Surat Pengantar dari RT/Desa
- Foto copy Kartu Keluarga
- KTP yang lama
- Permohonan pembuatan KTP (Berkas F1.07)
- Surat Pengantar dari RT/Desa
- Foto copy Kartu Keluarga
- Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian
Selasa, 15 Maret 2011
Menurut wikipedia indonesia pasar tradisional merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli secara langsung serta ditandai adanya transaksi jual-beli dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang di buka penjual maupun oleh para pengelola pasar.
Pasar Manis Kosambi diresmikan pada masa pemerintahan desa yang di pimpin oleh Bpk (Alm.) Siswo Waluyo yang merupakan kepala desa pendatang yang cukup berhasil memimpin desa Cikakak. Peresmian pasar tersebut di diramaikan dengan adanya hiburan masyarakat seperti jaipong dangdut, serta malamnya di adakan do'a bersama yang pimpin oleh pak lebe setempat. Acara kemudian dilanjutkan dengan hiburan masyarakat seperti acara sebelumnya (pada waktu siang hari). Masyarakat merasa cukup terhibur dengan adanya hiburan seperti itu, dan merasa bahagia karena desanya sekarang sudah mempunyai pasar. Para warga berharap banyak agar pasar tersebut bisa berfungsi secara baik sehingga tidak perlu jauh-jauh belanja ke pasar Banjarharjo yang berada di ibu kota kecamatan.
Pasar Manis Kosambi banyak menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah-buahan, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, jasa, bahkan ada juga peralatan barang elekronik. Selain itu ada yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.
Dari omong ke omong dalam perjalanannya Pasar Manis Kosambi tidak semulus yang dibayangkan. Banyak para pedagang yang bangkrut dan mengalami kejadian-kejadian yang aneh. Menurut mitos pasar tersebut banyak di huni makhluk halus, yang berasal dari "astana" yang jaraknya kurang lebih 100 meter-an. "Astana" dulunya merupakan kuburan belanda, yang sebagian orang percaya tempat tersebut dianggap "keramat". Semua ini hanyalah mitos, tentang kebenaranya hanya kepada pembaca percaya atau tidak. Wallahu'alam Bishawab...........
Namun, dibalik orang-orang yang mengalami kegagalan usaha di pasar tersebut, tidak sedikit pula yang mengalami kemujuran. Banyak para penjual yang bertahan sampai sekarang, malahan usahanya tambah maju. Ada satu pepatah orang tua mengatakan bahwa dalam usaha dagang, modal utamanya adalah kesabaran dan keuletan. Mungkin prinsip itu yang dipegang oleh para penjual yang sukses. Dibalik semua kejadian pasti ada hikmah, ambil yang baik dan tingggalkan yang buruk.
Sekian sekelumit tentang Pasar Manis Kosambi Desa Cikakak, semoga bisa bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita semua, khususnya diri pribadi penulis...
by : Cah Kangkung Read More........