Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berbatasan dengan wilayah Jawa Barat. Di wilayah itu, terutama di wilayah Brebes sebelah selatan, terjadi persinggungan dua bahasa terbesar di Indonesia, yaitu persinggungan antara bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Namun, setakat ini penelitian yang mengungkapkan keberadaan bahasa Jawa maupun keberadaan di bahasa Sunda di daerah tersebut belum ada.
Akibatnya, informasi tentang kedua bahasa di daerah itu sangat minim. Ranabrata (1992:26) pernah mengungkapkan bahwa bahasa Sunda juga dipakai di wilayah selatan Kabupaten Brebes. Namun di daerah mana bahasa Sunda itu dipaka dan bagaimana deskripsi bahasa di daerah tersebut tidak dijelaskan lebih lanjut. Sehubungan dengan hal tersebut, tulisan awal ini bertujuan mendeskripsikan bahasa Sunda di beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes.
Wilayah Bahasa
Kabupaten Brebes terdiri atas enam belas kecamatan, yaitu kecamatan;
• Salem
• Bantar kawung
• Bumiayau
• Paguyangan
• Sirampog
• Tonjong
• Larangan
• Ketanggungan
• Banjarharjo
• Losari
• Tanjung
• Kersana
• Bulakamba
• Wanasari
• Jatibarang
• Brebes
Delapan diantaranya terdapat penutur bahasa sunda. Yaitu;
• Salem,
• Bantarkawung,
• Ketanggungan,
• Banjarharjo,
• dan beberapa desa di Kec. Losari (Randegan, Jatisawit, Karangsambung, Negla, Bojongsari, Karangjunti, Babakan)
• Kec. Tanjung (Sarireja dan luwungbata)
• Larangan (Kamal, wlahar, dan pemulian)
• Kersana(Kradenan, Sindangjaya)
Bahasa sunda dan bahasa Jawa dipakai secara bersama dibeberapa desa di kecamatan;
• Bumiayu(Pruwatan, Laren)
• Bantarkawung(cinanas, cibentang, karangpari, pangebatan, dan bantarkawung)
• Ketanggungan(Pamedaran, Barros, Kubangsari, Ku bangjati, Dukuhbadag, dan kubangwungu)
• Banjarharjo(Banjarharjo, cimunding, ciawi, tegalreja, dan banjar lor
• Losari(Karangjunti dan Babakan)
• Kersana (Kubangpari)
Fungsi
Penutur bahasa Sunda di Kabupaten Brebes selalu menggunakan BS sebagai alat komunikasi sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat setempat. Di dalam kehidupan sehari-hari, seperti jual beli di pasar, ceramah agama di mesjid, dan upacara adat (pernikaha, khitanan, syukuran, sedekah bumi), BS selalu digunakan sebagai pengantarnya. Meskipun begitu, BS di Kabupaten Brebes hanya digunakan dalam ragam lisan, bukan dalam ragam tulis dan sampai sat ini bahasa tersebut masih diperlihara dengan baik oleh masyarakat penuturnya.
Kebiasaan yang menarik yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di Kecamatan Losari, Banjarharjo, dan beberapa kecamatan di daerah Brebes selata adalah adanya kecenderungan masyarakat dalam melakukan hampir seluruh aktivitasnya 9bersekolah, berobat, berbelanja, atau keperluan lain) selalu ke arah barat (ke Ciledug-Kab. Cirebon)daripada ke arah utara (ke kota kabupaten). Selain karena kesulita transportasi barangkali juga disebabkan oleh adanya rasa sebahasa yang membawa dampak psikologis bagi pemakainya.
Bahasa Sunda Brebes (BSB)
Perbedaan bahasa sunda brebes dengan bahasa sunda standar (BSS)tampak menonjol pada intonasi dan beberapa kosakata, sedangkan dalam tataran frasa dan kalimat tidak terjadi perbedaan. Dalam tatara frasa , misalnya adalah
imah bapa=rumah ayah
peti suluh=peti kayu
budak bandel=anak nakal
hayang hees=ingin tidur
ngakan kejo=makan nasi
gede kacida=besar sekali
jenuk budak=bnyak anak.
Kalimat BSB contohnya adalah;
Misah lulus ujian nyaneh kudu di ajar=agar lulus ujian kamu harus belajar
Iraha nyaneh mangkat=kapan kamu pergi
Naha nyaneh telat=mengpa ia terlambat?
Mih, balik ti pasar=ibu pulang dari pasar
Kakak geus indit=kakak sudah pergi
Yang menarik adalah sebagain kosakata BSS yang termasuk kosakata netral (tidak kasar dan juga tidak halus) di dalam BSB selalu diaggap lebih halus. Misalnya, frasa;
Hayang sare=ingin tidur
dahar sangu=makan nasi
Di dalam BSB dianggap halus, padahal di dalam BSS kedua frasa itu tidak bermakna halus. Frasa ygn bermakna ingin tidur dan makan nasi di dalam BSB adalah hayang hees dan ngakan kejo
Kosakata dasar Swadesh
Jika penjaringan data BSB dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang dibuat oleh Pusat Bahasa, kurang lebih akan diperoleh seratus tujuh puluh kosakata yang berbeda antara BSB dan BSS (Bahasa Sunda Standar). Namun, apabila penjaringan itu dilakukan dengan menggunakan kosakata dasar swadesh (dua ratus kosa kata dasar) akan diperoleh empat puluh kosa kata dasar yang berbeda antara BSB dan BSS. Keempatpulih kosakata yang berbeda itu dapat dilihat pada tabel 1.
Jika diamati lebih lanjut, ternyata keempat puluh kosakat BSB yang berbeda dengan BSS itu, sembilan kosakata dasar diantaranya diduga terpengaruh bahasa Jawa brebes (BJB). Kesembilan kosakat itu bisa dilihat pada tabel 2.
Penutup
Sehubungan dengan hal diatas, agar keberadaan bahasa Sunda–dan juga bahasa Jawa–di Kabupaten Brebes dapat diungkapkan secara memadai, penelitian tentang keseluruhan aspek kebahasaan (fotologi, morfologi, dan sintaksis) dan penelitian tentang dialek geografi bahasa Sunda di daerah itu perlu segera dilakukan.
Tebel perbandingan Bahasa Sunda Brebes dan Bahasa Sunda Standar
BSB BSS MAKNA
pocor ucur/ngucur alir/mengalir
api seuneu api
hiber ngambang apung/mengapung
apik alus baik
jenuk loba banyak
rengkol/ngarengkol goler/ngagoler baring/berbaring
kakara anyar baru
mungkal batu batu
saumpamana iraha bilamana
bububrauh moro buru/berburu
seuseuh kumbah cuci
dindi di mana di mana
surung dorong dorong
nyaneh maneh engkau/kamu
leuweung hutan hutan
mimih/indung/babu ema ibu
rubtah pamajikan istri
sapertina sabah karena
ngocoblok omong/ngomong kata/berkata
gulung gelut berkelahi
hulu sirah kepala
kede kencah kiri
sejen lain lain
sagara laut laut
lega lebar lebar
lesang leueur licin
madang dahar makan
endi mana mana
mata panon mata
matapoe panonpoe matahari
nembang nyanyi menyanyi
jama jelema/jalma orang
peres peureut peras
kami/aing kuring saya
rupit heurin sempit
hawangan walungan sungai
hees/pineuh sare tidur
jegu mintul tumpul
ula oray ular
Tebel perbandingan Bahasa Sunda Brebes, Bahasa Jawa Brebes, dan Bahasa
Sunda Standar
BSS BSB Bahasa Jawa Brebes Makna
alus apik apik baik
dorong surung surung dorong
lain sejen sejen lain
laut sagara segara laut
lebar lega lega lebar
dahar madang madhang makan
mana endi endi mana
nyanyi nembang nembang menyani
oray ula ula ular
Akibatnya, informasi tentang kedua bahasa di daerah itu sangat minim. Ranabrata (1992:26) pernah mengungkapkan bahwa bahasa Sunda juga dipakai di wilayah selatan Kabupaten Brebes. Namun di daerah mana bahasa Sunda itu dipaka dan bagaimana deskripsi bahasa di daerah tersebut tidak dijelaskan lebih lanjut. Sehubungan dengan hal tersebut, tulisan awal ini bertujuan mendeskripsikan bahasa Sunda di beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes.
Wilayah Bahasa
Kabupaten Brebes terdiri atas enam belas kecamatan, yaitu kecamatan;
• Salem
• Bantar kawung
• Bumiayau
• Paguyangan
• Sirampog
• Tonjong
• Larangan
• Ketanggungan
• Banjarharjo
• Losari
• Tanjung
• Kersana
• Bulakamba
• Wanasari
• Jatibarang
• Brebes
Delapan diantaranya terdapat penutur bahasa sunda. Yaitu;
• Salem,
• Bantarkawung,
• Ketanggungan,
• Banjarharjo,
• dan beberapa desa di Kec. Losari (Randegan, Jatisawit, Karangsambung, Negla, Bojongsari, Karangjunti, Babakan)
• Kec. Tanjung (Sarireja dan luwungbata)
• Larangan (Kamal, wlahar, dan pemulian)
• Kersana(Kradenan, Sindangjaya)
Bahasa sunda dan bahasa Jawa dipakai secara bersama dibeberapa desa di kecamatan;
• Bumiayu(Pruwatan, Laren)
• Bantarkawung(cinanas, cibentang, karangpari, pangebatan, dan bantarkawung)
• Ketanggungan(Pamedaran, Barros, Kubangsari, Ku bangjati, Dukuhbadag, dan kubangwungu)
• Banjarharjo(Banjarharjo, cimunding, ciawi, tegalreja, dan banjar lor
• Losari(Karangjunti dan Babakan)
• Kersana (Kubangpari)
Fungsi
Penutur bahasa Sunda di Kabupaten Brebes selalu menggunakan BS sebagai alat komunikasi sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat setempat. Di dalam kehidupan sehari-hari, seperti jual beli di pasar, ceramah agama di mesjid, dan upacara adat (pernikaha, khitanan, syukuran, sedekah bumi), BS selalu digunakan sebagai pengantarnya. Meskipun begitu, BS di Kabupaten Brebes hanya digunakan dalam ragam lisan, bukan dalam ragam tulis dan sampai sat ini bahasa tersebut masih diperlihara dengan baik oleh masyarakat penuturnya.
Kebiasaan yang menarik yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di Kecamatan Losari, Banjarharjo, dan beberapa kecamatan di daerah Brebes selata adalah adanya kecenderungan masyarakat dalam melakukan hampir seluruh aktivitasnya 9bersekolah, berobat, berbelanja, atau keperluan lain) selalu ke arah barat (ke Ciledug-Kab. Cirebon)daripada ke arah utara (ke kota kabupaten). Selain karena kesulita transportasi barangkali juga disebabkan oleh adanya rasa sebahasa yang membawa dampak psikologis bagi pemakainya.
Bahasa Sunda Brebes (BSB)
Perbedaan bahasa sunda brebes dengan bahasa sunda standar (BSS)tampak menonjol pada intonasi dan beberapa kosakata, sedangkan dalam tataran frasa dan kalimat tidak terjadi perbedaan. Dalam tatara frasa , misalnya adalah
imah bapa=rumah ayah
peti suluh=peti kayu
budak bandel=anak nakal
hayang hees=ingin tidur
ngakan kejo=makan nasi
gede kacida=besar sekali
jenuk budak=bnyak anak.
Kalimat BSB contohnya adalah;
Misah lulus ujian nyaneh kudu di ajar=agar lulus ujian kamu harus belajar
Iraha nyaneh mangkat=kapan kamu pergi
Naha nyaneh telat=mengpa ia terlambat?
Mih, balik ti pasar=ibu pulang dari pasar
Kakak geus indit=kakak sudah pergi
Yang menarik adalah sebagain kosakata BSS yang termasuk kosakata netral (tidak kasar dan juga tidak halus) di dalam BSB selalu diaggap lebih halus. Misalnya, frasa;
Hayang sare=ingin tidur
dahar sangu=makan nasi
Di dalam BSB dianggap halus, padahal di dalam BSS kedua frasa itu tidak bermakna halus. Frasa ygn bermakna ingin tidur dan makan nasi di dalam BSB adalah hayang hees dan ngakan kejo
Kosakata dasar Swadesh
Jika penjaringan data BSB dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang dibuat oleh Pusat Bahasa, kurang lebih akan diperoleh seratus tujuh puluh kosakata yang berbeda antara BSB dan BSS (Bahasa Sunda Standar). Namun, apabila penjaringan itu dilakukan dengan menggunakan kosakata dasar swadesh (dua ratus kosa kata dasar) akan diperoleh empat puluh kosa kata dasar yang berbeda antara BSB dan BSS. Keempatpulih kosakata yang berbeda itu dapat dilihat pada tabel 1.
Jika diamati lebih lanjut, ternyata keempat puluh kosakat BSB yang berbeda dengan BSS itu, sembilan kosakata dasar diantaranya diduga terpengaruh bahasa Jawa brebes (BJB). Kesembilan kosakat itu bisa dilihat pada tabel 2.
Penutup
Sehubungan dengan hal diatas, agar keberadaan bahasa Sunda–dan juga bahasa Jawa–di Kabupaten Brebes dapat diungkapkan secara memadai, penelitian tentang keseluruhan aspek kebahasaan (fotologi, morfologi, dan sintaksis) dan penelitian tentang dialek geografi bahasa Sunda di daerah itu perlu segera dilakukan.
Tebel perbandingan Bahasa Sunda Brebes dan Bahasa Sunda Standar
BSB BSS MAKNA
pocor ucur/ngucur alir/mengalir
api seuneu api
hiber ngambang apung/mengapung
apik alus baik
jenuk loba banyak
rengkol/ngarengkol goler/ngagoler baring/berbaring
kakara anyar baru
mungkal batu batu
saumpamana iraha bilamana
bububrauh moro buru/berburu
seuseuh kumbah cuci
dindi di mana di mana
surung dorong dorong
nyaneh maneh engkau/kamu
leuweung hutan hutan
mimih/indung/babu ema ibu
rubtah pamajikan istri
sapertina sabah karena
ngocoblok omong/ngomong kata/berkata
gulung gelut berkelahi
hulu sirah kepala
kede kencah kiri
sejen lain lain
sagara laut laut
lega lebar lebar
lesang leueur licin
madang dahar makan
endi mana mana
mata panon mata
matapoe panonpoe matahari
nembang nyanyi menyanyi
jama jelema/jalma orang
peres peureut peras
kami/aing kuring saya
rupit heurin sempit
hawangan walungan sungai
hees/pineuh sare tidur
jegu mintul tumpul
ula oray ular
Tebel perbandingan Bahasa Sunda Brebes, Bahasa Jawa Brebes, dan Bahasa
Sunda Standar
BSS BSB Bahasa Jawa Brebes Makna
alus apik apik baik
dorong surung surung dorong
lain sejen sejen lain
laut sagara segara laut
lebar lega lega lebar
dahar madang madhang makan
mana endi endi mana
nyanyi nembang nembang menyani
oray ula ula ular
Tidak ada komentar:
Posting Komentar