Konon menurut cerita engkong2 pada zaman dulu ada sebuah desa yang hilang, desa pegadungan namanya. Desa tersebut terletak di sebelah selatan desa cikakak kurang lebih 5 km dan beberapa meter dari "lebak jeruk". menurut cerita Desa pagadungan hilang pada masa penjajahan zaman belanda doeloe...
Saat terjadi pembantaian di 3 Daerah yaitu Tegal, Pekalongan dan Brebes. Nah yang di brebes tepatnya di banjarharo....sebagian masyarakatnya lari ke gunung untuk menghindari serangan dari belanda terkecuali masyarakat di desa pagadungan. sesepuh di desa ini konon ilmu-nya sangat tinggi....dan untuk melindungi masyarakatnya dari belanda ia melakukannya dgn cara menabur sesuatu (ga tau apaan) di sekeliling desa tsb, agar tidak terlihat oleh belanda alias tidak kasat mata. dan cerita selanjutnya, setelah ia melakukan sesuatu untuk melindungi masyarakatnya, ia ikut serta melawan belanda. celakanya sesepuh ini wafat dalam perang, alhasil tidak ada yang bisa mengembalikan desa tersebut seperti semula. sampai saat ini tidak ada yang bisa melihat desa tersebut.
Ternyata yang di tabur oleh sesepuh itu adalah abu dan abu ini di tabur di tanah membentuk lingkaran. sang sesepuh tidak menyisakan tanah yang tanpa abu sebagai pintu atau jalan keluar dari desa itu, maka dr itu warganya tidak bisa keluar dari desa pagadungan. Tapi menurut cerita setiap prepegan mereka baru bisa keluar dan bagi yang memperhatikan betul2 mereka akan terlihat di pasar banjarharjo dg penampilan seperti orang zaman dulu ( gmn mo perhatiin, lempang ge hese neangan jalan kubaning sesek). dan ada juga kesaksian dari para pedagang, mereka kaget setelah sampai rumah, karna dari uang hasil dagangannya sebagian adalah uang koin zadul ( Zaman dulu ) padahal mereka yakin semua pembeli memberikan uang kertas ( duit zaman ayeuna ). Dua orang di desa saya pernah tersesat sampai ke desa pagadungan, waktunya berbeda dgn kejadian yg sama. Keduanya sama2 lg mencari kayu bakar dan pulang sarepna. Pas adzan subuh, mereka baru sadar dan ternyata mereka ada di desa cikakak tepatnya di bawah jembatan cikakak yg beberapa tahun lalu roboh kena banjir. Maka dari itu ada yang bilang desa ini desa yang hilang-lah, desa kutukan-lah, dan ada juga yang bilang desa ini desa siluman..."Wallahu Alam Bisawab"
Read More........
Saat terjadi pembantaian di 3 Daerah yaitu Tegal, Pekalongan dan Brebes. Nah yang di brebes tepatnya di banjarharo....sebagian masyarakatnya lari ke gunung untuk menghindari serangan dari belanda terkecuali masyarakat di desa pagadungan. sesepuh di desa ini konon ilmu-nya sangat tinggi....dan untuk melindungi masyarakatnya dari belanda ia melakukannya dgn cara menabur sesuatu (ga tau apaan) di sekeliling desa tsb, agar tidak terlihat oleh belanda alias tidak kasat mata. dan cerita selanjutnya, setelah ia melakukan sesuatu untuk melindungi masyarakatnya, ia ikut serta melawan belanda. celakanya sesepuh ini wafat dalam perang, alhasil tidak ada yang bisa mengembalikan desa tersebut seperti semula. sampai saat ini tidak ada yang bisa melihat desa tersebut.
Ternyata yang di tabur oleh sesepuh itu adalah abu dan abu ini di tabur di tanah membentuk lingkaran. sang sesepuh tidak menyisakan tanah yang tanpa abu sebagai pintu atau jalan keluar dari desa itu, maka dr itu warganya tidak bisa keluar dari desa pagadungan. Tapi menurut cerita setiap prepegan mereka baru bisa keluar dan bagi yang memperhatikan betul2 mereka akan terlihat di pasar banjarharjo dg penampilan seperti orang zaman dulu ( gmn mo perhatiin, lempang ge hese neangan jalan kubaning sesek). dan ada juga kesaksian dari para pedagang, mereka kaget setelah sampai rumah, karna dari uang hasil dagangannya sebagian adalah uang koin zadul ( Zaman dulu ) padahal mereka yakin semua pembeli memberikan uang kertas ( duit zaman ayeuna ). Dua orang di desa saya pernah tersesat sampai ke desa pagadungan, waktunya berbeda dgn kejadian yg sama. Keduanya sama2 lg mencari kayu bakar dan pulang sarepna. Pas adzan subuh, mereka baru sadar dan ternyata mereka ada di desa cikakak tepatnya di bawah jembatan cikakak yg beberapa tahun lalu roboh kena banjir. Maka dari itu ada yang bilang desa ini desa yang hilang-lah, desa kutukan-lah, dan ada juga yang bilang desa ini desa siluman..."Wallahu Alam Bisawab"