Mudik adalah kegiatan perantau/ pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Penulis sendiri tentu pernah merasakan kegiatan tahunan seperti ini, karena penulis sendiri merupakan orang perantau yang berasal dari salah satu desa di Brebes tepatnya dari desa Cikakak.
Cikakak adalah nama desa yang cukup kesohor, yang terletak di bagian barat kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Terletak sekitar 50 km dari Cirebon ke arah timur dan sekitar 40 km dari Brebes ke arah barat. atau sekitar 25 km dari Tanjung (pertengahan antara Cirebon - Brebes) ke arah selatan memutar ke barat. Sebagai desa yang terletak di wilayah transisi atau perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, masyarakat desa Cikakak hidup dalam dua budaya yang berbeda, yaitu Sunda dan Jawa. Sebagian besar komunitas masyarakatnya merupakan Suku Sunda, dengan budaya sunda yang kental dan bahasa sunda sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, meskipun dialeknya berbeda dengan bahasa sunda pituin (Parahyangan). Mata pencaharian pokok penduduknya adalah bertani, berdagang dan sebagian pekerja rantau musiman. Pekerja rantau ini lah yang sering merasakan suka-dukanya mudik lebaran.
Seteleh musim lebaran habis para pekerja rantau ini lah mulai sibuk mempersiapkan diri untuk kembali ke Ibu Kota untuk mengadu nasib, tidak terkecuali penulis sendiri. Biasanya sehari sebelum balik ke Ibu Kota mereka sibuk mempersiapkan segala sesuatunya dan tidak lupa juga mempersiapkan oleh2. Mirong dipilih menjadi salah satu oleh2 mudik. Selain murah Mirong juga dipercaya mengandung banyak protein karena terbuat dari ikan asin yang dilapisi oleh tepung terigu. Bagi para pemudik yg menggunakan kendaraan umum seperti Bus, kadang berat juga untuk membawa Mirong sampai ke Ibu Kota dengan selamat. Banyak kendala yang tentu menghadangnya seperti keinjek2 orang, jalan yang rusak membuat mobil enjot2 sehingga membuat mirong dalam kardus ikut remuk, maklum namanya juga bus umum. Mungkin ada satu Tips yang sedikit membantu agar Mirong tidak remuk pada saat sampe tempat tujuan yaitu sebaiknya Mirong ditempatkan dalam kaleng/toples.
Dari hasil survey (komentar2) yang ada di page "FB Mirong", telah membuktikan bahwa Mirong masih sangat digemari oleh banyak kalangan, dan juga merupakan Oleh-Oleh makanan khas Mudik. Bagi anda yang bingung memilih makanan pada saat mudik, sekarang ga perlu bingung2 lagi karena Mirong bisa dijadikan sebagai Oleh2 Mudik dan sudah terbukti oleh penulis sendiri warga kota banyak yang suka dengan Mirong.
(Admin)
Read More........